Follow Us @soratemplates

Half Purple and Blue Butterfly

Sunday, July 19, 2020

Ketika Kita Disakiti, Perlukah Kita Membalasnya?



    Fitrah kita sebagai manusia adalah menjadi makhluk sosial, yang saling berhubungan dan menjalin interaksi satu sama lain. Dalam berinteraksi dan menjalin hubungan baik itu sebatas pertemanan, keluarga, rekan kerja, atau bahkan hubungan percintaan sudah pasti akan ada hal yang tidak kita inginkan, miss komunikasi, perselisihan, kesalahpahaman, dsb yang menyebabkan satu sama lain di antara kita merasa tersakiti. Baik sengaja maupun tidak, kita adalah manusia yang pernah menyakiti ataupun disakiti. Sebaik apapun kita, seberhati-hati apapun kita dalam menjalin hubungan dengan orang lain, belum tentu kita akan mendapat perlakuan baik pula, tanpa sengaja kita juga akan tersakiti. Kitapun juga sudah berusaha mencoba menjadi manusia yang baik dan tidak ingin menyakiti orang lain, tapi pasti ada beberapa hal yang membuat kita tanpa sengaja menyakiti orang lain. Kita kan manusia guys, bukan malaikat yang tanpa dosa. Kita juga manusia yang diberi akal dan hati yang bisa merasakan sakit hati.

Disakiti, tidak akan ada manusia yang ingin disakiti. Begitu pula menyakiti, aku yakin tidak tanpa alasan seseorang bisa menyakiti orang lain. Lalu, ketika kita disakiti apa sih yang kita rasakan kala itu? Pasti timbul pertanyaan mengapa aku disakiti olehnya? Apalagi jika kita merasa tidak pernah membuat kesalahan padanya. Siapapun kalian pasti pernah merasakan hal ini, kan?

Akupun juga seringkali merasakannya. Dibenci tanpa alasan, Disakiti walau kita sudah berusaha menjadi yang terbaik, Dikecewakan ketika kita sudah mempercayainya, dsb alasan lain yang membuat hati kita tersakiti. Marah sudah pasti, tapi marah pada siapa, pada orang yang menyakiti kita? Tidak. Kalau aku bukan marah pada orang yang menyakitiku, tapi pada diriku sendiri.

Mengapa aku bersedia menjadi seorang kawan yang ternyata memusuhiku? Mengapa aku memaksakan  untuk mempercayai seseorang yang sudah jelas-jelas akan mengecewakanku? Mengapa aku berusaha menjadi orang baik pada orang-orang yang tidak menghargaiku?

Semua yang terjadi pada diri kita sebenarnya tidak lepas dari diri kita sendiri. Tidak akan ada asap jika tidak ada api, kan? Jangan berteman dengan orang yang jelas-jelas tidak bisa menghargaimu dan tidak menyukaimu. Jangan pula mencintai orang yang jelas-jelas kamu tau dia bukan orang yang baik dan mencintai ketulusanmu. 

Lalu, Bagaimana jika kita disakiti tanpa melakukan kesalahan di atas?

1. Kuatkan hatimu


   Percayalah guys, Tuhan memberikanmu cobaan tidak akan melebihi batas kemampuanmu, jika itu terjadi padamu dan bagimu itu sangat menyakitkan, maka percayalah bahwa itu artinya kamu mampu menghadapinya. Kamu pasti kuat. Hatimu yang sakit karna satu orang, akan disembuhkan oleh berkali lipat orang yang menyayangimu dengan tulus. 
   
2. Doakan yang terbaik
    Dulu ketika aku disakiti, aku pernah berdoa buruk untuk orang yang menyakitiku, karna saking keterlaluannya orang -orang yang menyakiti dan mendzalimiku itu. Namun aku ingat pesan dari seseorang yang bilang, " Diska, jangan kamu mendoakan dia seperti itu (doa buruk), karna doa itu akan kembali pada dirimu sendiri. Daripada kamu mendoakan orang lain buruk, kamu doakan dirimu sendiri saja agar mendapatkan yang terbaik".



    Sejak saat itu, aku selalu mendoakan hal baik pada diriku sendiri ketika aku disakiti, bahkan akupun ikhlas untuk mendoakan yang terbaik kepada mereka yang telah menyakitiku. Semoga diberi kesadaran. Udah itu aja, dan benar saja, pada akhirnya kebaikan selalu mengalir dalam hidupku kala itu. Dan untuk dia yang menyakitiku apapun yang terjadi pada mereka, bagiku sudah tidak menjadi urusanku lagi. Harapanku mereka menyadari kesalahan mereka dan tidak mengulangnya untuk menyakiti orang lain.
    Semoga tidak ada Diska Diska lain yang diperlakukan seperti yang ia lakukan padaku. 😇😊

3. Bersyukurlah
    Ada banyak cara Tuhan memberikanmu hidayah agar kamu menyadari kesalahanmu. Termasuk dengan menghadirkan orang-orang yang telah menyakitimu. Hadirnya orang yang menyakitimu membuatmu akan lebih intropeksi diri akan kesalahanmu mengapa kamu bisa sampai diperlakukan orang tidak baik. Apa yang kita tanam itu yang kita tuai. Jika kita berbuat buruk kita juga akan menerima hal buruk walaupun hal buruk itu tidak kamu terima dari orang yang sama. Begitu juga kebaikan, kita memberi sesuatu kepada si A, jangan berharap A lah yang akan membalas kebaikanmu. Tapi, bisa jadi si B lah yang akan memberikan kebaikan padamu. Kejahatanpun begitu kan? Ketika kamu nyakitin si A memang si A tidak membalas menyakitimu. Tapi ingatlah bahwa akan ada si B yang nantinya bisa menyakitimu.


    Beryukurlah dengan kita disakiti maka kita jadi tau satu hal lagi yang selama ini tidak kita ketahui. Contohnya orang yang kita percaya dan menghianati kita, apakah bisa kita memberikan kepercayaan lagi padanya?. Kita juga jadi lebih tau siapa saja orang-orang yang lebih layak untuk kita sayangi, yaitu orang-orang yang tulus dan bukan orang yang menyakitimu.
    Setidaknya kamu juga dijauhkan dengan orang yang tidak baik untukmu. Lebih baik sekarang daripada terlambat dan kamu jatuh pada lubang yang lebih dalam.

4. Balas dendam
    Balas dendamlah ketika kamu disakiti. Iya, balas dendam. Dengan cara apa ? dengan cara menjadi orang yang lebih baik dari mereka. Balas dengan dengan cara elegan.Yaitu perbaiki dirimu sehingga kamu akan menjadi pribadi yang lebih baik, sehingga secara otomatis kehidupanmupun jauh lebih berkualitas daripada orang-orang yang telah menyakitimu.


    Balas dendammu akan terbayar ketika kamu menjadi orang yang sukses. Lalu mereka yang menyakitimu jadi apa? bukan urusanmu lagi guys, mereka lebih sukses ya alhamdulillah jika tidak ya sudahlah anggap dendammu terbayarkan. Tapi satu hal yang aku sadari bahwa Tuhan maha adil. Tuhan akan memberikan balasannya tanpa kamu minta, baik buruk yang mereka lakukan padamu juga akan mendapat balasan.
    Jangan kalian balas demdam dengan melakukan hal yang sama untuk membuat mereka tersakiti sepertimu. Ingat bahwa rumus tadi berlaku, di mana sakit hati yang kita terima juga akan mereka terima meski pada orang yang berbeda, dan itu pasti. Tinggal tunggu tanggal mainnya aja hhehe, bercanda ding.

Oke, intinya itu ya guys, Kita Tidak perlu membalas orang yang menyakiti kita dengan cara yang sama. Karena itu artinya kita sama saja dengan mereka. Perbaiki kualitas dirimu! Berdoalah agar diberi kekuatan dan ambil hikmah dari setiap kejadian.

Ini aku kutip beberapa quotes yang bagus banget untuk jadi pedoman kita dalam menghadapi masalah ini :

Hanya karena orang lain berbuat tidak baik kepada kita, bukan berarti kita harus membalasnya dengan cara yang sama.

Jangan salahkan dirimu atas keputusan yg salah. Setiap orang membuatnya. Jadikan mereka pelajaran tuk keputusanmu selanjutnya.

Tidak ada orang yang dpt menyakitimu, kecuali mereka yang benar2 kau peduli, atau mereka yang tidak benar-benar peduli padamu.


4 comments:

  1. Saya percaya apa yg kita lakukan selalu ada timbal balik, salah satunya disakiti orang lain. Walaupun kadang gak bisa lupa begitu aja sama hal2 menyakitkan yg kita dapat dari orang lain, tapi paling nggak kita berhasil untuk ngga melakukan hal yg sama. Kadang suka ada perasaan marah sih pengen membalas, tp suka diingatkan lg tanpa sadar, kalau saya berbuat sama nanti pola yg jahat itu bakalan terus berputar gak berhenti. Jadi akhirnya saya milih diam😁 Makasih atas tulisannya yg hangat mba, also for the reminder! Salam kenal ya mba😊👋🏻

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbaa kita lebih baik mendoakan kebaikan untuk diri sendiri semoga dikuatkan dr rasa sakit dan dihindari dari rasa sakit yg lebih lagi, smg mereka yg menyakiti kita disadarkan.. salam kenal mba, terimakash sudah mampir d blog saya :)

      Delete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Balas dendam terbaik adalah menjadikan diri kita lebih baik :D
    Kalau disakiti orang, balas dengan kebaikan, konon itu jauh lebih menyakitkan dari balasan manapun.
    Meskipun kenyataannya, itu nggak semudah nulisnya hahaha

    Tapi memang lebih baik nggak balas, atau bahkan kalau saya dicuekin aja hahaha

    ReplyDelete