Follow Us @soratemplates

Half Purple and Blue Butterfly

Monday, July 6, 2020

Kehidupan Setelah Menikah ... Apa saja yang perlu diperhatikan ?

(Sumber: Foto Pelaminan pernikahanku. Juli 2015)
   
 Dulu, ketika aku masih belum resmi menjadi seorang istri dan aku sudah memiliki pasangan, aku sangat tidak sabar menanti kapan hari pernikahanku tiba. Setiap aku mendapat undangan pernikahan selalu semangat untuk hadir dan mengamati setiap detail acara itu. Mulai dari dekorasi, make up pengantin, undangan, souvenir, dsb. Ya, semacam mencari referensi gitu deh. Menjelang hari pernikahan aku hanya disibukkan untuk memikirkan pesta pernikahan. Mencari-cari vendor terbaik, desain undangan, foto prewed dan lain  sebagainya. Aku yakin buat kalian yang juga belum dan akan menikah pasti juga akan melakukan hal yang sama denganku.
    Hingga aku lupa, bahwa hakekat dari sebuah pernikahan sebetulnya adalah kehidupan setelahnya. Setelah janji suci terikrarkan, dan kita resmi menjadi suami/istri orang, di situlah seharusnya kehidupan sebenarnya dimulai. Kadang, jika saat ini aku bisa mengulang kembali masa itu, aku ingin sekali merayakan pernikahanku sesederhana mungkin dan lebih fokus mempersiapkan apa apa yang aku butuhkan setelah menikah, bukan fokus pada pesta pernikahannya.
     Tidak ada yang salah jika kita menginginkan pesta pernikahan yang sesempurna mungkin. Karena moment ini adalah sekali seumur hidup, maybe. Hanya saja, yang perlu diingat adalah sesuaikan dengan kemampuan kamu. Boleh lah semewah dan sesempurna yang kalian mau, asalkan kalian benar-benar mampu. Toh, setelah menikah orang ga akan ingat kok dulu pernikaha kalian sebagus apa. Yang mereka lihat adalah kehidupan kalian setelahnya. Akan ada hal lain yang lebih dinilai, yaitu pertanyaan... "Kapan punya anak?.. kapan punya rumah..? kapan punya anak lagi?... dsb".
    Di sini aku akan membahas apa-apa saja yang perlu kalian perhatikan untuk siap dalam pernikahan selain hanya sekedar sebuah pesta. Hal-hal di bawah ini aku rangkum berdasarkan pengalaman pribadi aku dan orang-orang di sekelilingku yang sering menjadi masalah dalam rumah tangga mereka.

Setelah menikah kalian akan tinggal dimana ? dan akan tinggal serumah dengan siapa saja ?
    Ini sangat fudamental ya. Karena tempat tinggal ini adalah istana tempat kalian akan mengarungi hari-hari di sebuah pernikahan. Jika tempat tinggal saja sudah tidak bisa memberikanmu kenyamanan, bagaimana kalian bisa menjalani kehidupan dengan baik ?
    Tanyakan pada pasangan, setelah menikah kalian akan tinggal di mana dan bersama siapa saja. Jika memang kalian terpaksa belum bisa tinggal sendiri dengan berbagai faktor. Faktor di sini aku tidak bisa menyebutkan satu-satu, intinya keadaan yang memaksa kalian tidak bisa tinggal sendiri atau memisahkan diri dari orangtua kalian. Entah nantinya mau ikut dengan keluarga istri atau suami, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kalian nantinya bisa menjalin hubungan baik dengan orang-orang yang nantinya akan tinggal serumah dengan kalian. Mau tinggal derngan siapapun jika hubungan kalian baik, dan kalian bisa membawa diri insha allah semua akan baik-baik saja,
    Yang menjadi masalah adalah ketika ada ketidak cocokan. Biasanya sering terjadi jika istri yang ikut suami, ketidak cocokan mertua dan menantu perempuan. Tapi kalau aku pribadi alhamdulillah selama ini baik-baik saja. ya itu tadi, kita harus bisa membawa diri kita dan menyesuaikan diri dengan mereka. Aku yakin tidak ada orang yang akan membuat masalah dengan kita jika kita tidak memulainya. Jika kalian bersikap baik, pasti mereka juga akan baik sama kamu, bahkan akan segan padamu.
    Banyak masalah terjadi ketika terpaksa harus tinggal serumah dengan banyak keluarga, ketika harus serumah dengan kakak/adik ipar misalnya. Hal ini, sering sekali bahkan 2:10 bisa selalu akur. Aku tidak menyebutkan masalahnya apa saja di sini. Berdasarkan pengalaman dari kerabat-kerabat dekatku hal ini lebih baik dihindari.

Saran dari aku :  Berusahalah mandiri sekuat apapun kalian ya. Usahakan bisa lepas dari orangtua. Walaupun biaya kontarakan sekarang mahal, gapapa kok. Karna dengan begitu kalian akan belajar untuk mengerti bagaimana kehidupan yang sesungguhnya. Belajar menyelesaikan masalah sendiri bersama pasangan. Akan tetapi buat kalian yang memang benar-benar terpaksa tidak bisa meninggalkan orangtua karena orangtua sudah sepuh dan tidak ada teman, ya monggo kalian bisa kondisikan diri dan pinta-pintarlah membawa diri.

Bagaimana karir kalian ? 
    Ini juga penting kalian perhatikan, karna jaman sekarang banyak wanita yang tetap melanjutkan karir setelah menikah. Aku saja sebagai contoh, menjadi wanita karir yang pastinya harus mengabdi pada negara sampai usia pensiun. Tidak tanpa alasan sebagian wanita memutuskan tetap berkarir setelah menikah. Akan tetapi perhatikan juga tingkat kebutuhan hidup kalian, jika salah satu sudah bisa mencukupi, aku sarankan salah satu mengalah dalam karir. Demi apa? demi keseimbangan dalam rumah tangga. Saat kalian mempunyai anak, apakah kalian tidak membutuhkan orang yang harus mengurus anak-anak kalian? Alangkah baiknya jika orangtuanya sendirilah yang merawat dan mendidik mereka. Tidak masalah, jika suami yang menjaga anak sedangkan istri yang bekerja. Ingat, kalian menikah adalah untuk menjadi satu dan saling bekerja sama. Sebagai wanita jangan merendahkan harga diri suamimu ketika kalian memiliki karir lebih tinggi. Hormati suamimu sebagaimana mereka juga telah menggantikan kodrat dan tugas utamamu sebagai ibu.
    Sebaliknya jika yang bekerja adalah suami, maka istri juga harus benar-benar bisa merawat anak-anak dengan baik. Suami tidak boleh merasa sudah mencukupi semua kebutuhan, lalu tidak mau tau pekerjaan rumah dan tidak mau membantu pekerjaan istri. Jika memang tidak bisa membantu karena tidak terbiasa, setidaknya berikanlah perhatian yang lebih pada istri, Dipijitin atau ditraktir makan mungkin sesekali, hehehe.
    Nah buat kalian yang memutuskan keduanya tetap berkarir, mungkin karena adanya kesempatan dan biaya hidup yang tinggi juga tidak ada salahnya. Terpenting kalian tetap bisa saling seimbang dan membagi tugas masing-masing untuk sumbangsih materi dalam kebutuhan rumah tangga. Misal, untuk kebutuhan rumah tangga menggunakan gaji sang suami, dan gaji istri digunakan untuk tabungan dsb. Hal ini harus dibicarakan secara terbuka, hindari ada kata ini uangmu ini uangku. Karena ini akan menimbulkan banyak masalah nantinya. Jangan itung-itungan ya untuk pasangan kalian, Jika kalian ikhlas insha allah pasangan kalian juga akan ikhlas kok.

Mau punya anak berapa dan kapan mau punya anak ?
    Anak memang pemberian yang kuasa. Ada yang menikah lama belum punya anak, ada yang baru empat tahun menikah sudah punya dua anak. Ada juga yang memang tidak menginginkan punya anak karena berbagai faktor. Semua itu kembali pada hak kalian masing-masing untuk memutuskan hal ini, kesepakatan kedua belah pihak terutama. Terpenting adalah perhatikan kesiapan mental dan materi yang benar-benar matang ya. Memang, ada pepatah banyak anak banyak rejeki. Tapi kita hidup di jaman yang sekarang serba realistis. Jika kalian benar-benar mampu secara materi dan mental, silahkan mau punya anak berapapun. 
    
Bagaimana hubungan kalian dengan keluarga masing-masing pasangan ?
    Menikah tidak hanya menyatukan dua manusia jadi satu, tapi juga dua keluarga. Perbaiki hubungan dengan segera jika dirasa mulai ada kesalah pahaman, Karena sering terjadi dalam rumah tangga tidak harmonis karena adanya masalah dari kedua belah pihak keluarga. Bagaimana nantinya kita akan memprioritaskan mana yang lebih dulu kita selesaikan. Sebagai contoh, ketika keluarga kita membutuhkan bantuan di sisi lain keluarga istri/suami kita juga membutuhkan bantuan. Kita harus adil dalam memberikan perhatian kepada mereka. Jangan berat sebelah ya, keluarga pasanganmu sudah jadi keluarga kamu juga kan?

Seberapa besar kalian bisa memegang teguh sebuah komitmen ?
    Ini hal terpenting. Jika dari 4 hal di atas kalian jalani tapi tanpa adanya komitmen juga sama aja. Kalian bisa melakukan semuanya dengan baik, tapi di antara kalian ada yang tidak bisa memegang kepercayaan. Kunci keberhasilan dalam rumah tangga adalah jujur dan terbuka. Berkomitmenlah untuk saling setia. Buat lah kesepakatan jika salah satu melakukan kesalahan konsekuensinya apa. dan berjanji untuk tidak mengulanginya.

No comments:

Post a Comment